Proses
pembelajaran Informatika diharapkan untuk dilaksanakan melalui berbagai
aktivitas yang dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, kreatif,
komunikasi, dan kolaborasi sebagai mana diharapkan sebagai ciri utama kemampuan
abad ke-21. Selain itu, melalui proses belajar yang menyenangkan dan bermakna,
peserta didik akan bertumbuh untuk memenuhi standar peserta didik yang menjadi
pembelajar berdaya, warga digital yang baik, konstruktor pengetahuan, perancang
yang inovatif, pemikir komputasional, kolaborator global, dan komunikator yang
kreatif.
Informatika
adalah ilmu formal yang abstrak, terlalu sulit untuk dipahami oleh anak-anak.
Karena itu, guru harus kreatif untuk mencari cara penyampaian yang mendekatkan
konsep abstrak tersebut ke persoalan sehari-hari di sekitar peserta didik.
Pembelajaran Informatika juga mengandung aspek dinamis dari eksekusi sistem
komputer, yang hanya dapat ditangkap dengan mengobservasi, merasakan, dan
mengalami dampaknya pada dunia nyata.
Pendekatan
konvensional dengan modul teori-praktik kurang cocok untuk diterapkan. Secara
natural, anak/peserta didik adalah pembelajar yang aktif ketimbang wadah yang
hanya menerima materi belajar secara pasif. Jika peserta didik diberi
kesempatan untuk mengeksplorasi, sedangkan guru mengambil posisi sebagai mentor
dan fasilitator, maka proses belajar menjadi menyenangkan dan tidak
membosankan. Pendekatan Activity-based
Learning (ABL), yang menjadikan pengalaman sebagai dasar proses belajar,
perlu dilaksanakan.
Peserta
didik berlatih merajut potongan-potongan pengetahuan dari kegiatan (menonton
video, eksperimen, bermain, mempertanyakan, diskusi dengan guru dan teman),
untuk menjadi satu pengetahuan utuh yang terkonstruksi dengan baik. Pendekatan
constructivism seperti itu yang diharapkan dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran. Beberapa pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada ABL,
diantaranya adalah Problem-based
Learning, Project-based Learning, dan Inquiry-based
Learning.
Oleh
karena itu, selain penguasaan terhadap materi ajar dan pemahaman akan sasaran
kompetensi, guru perlu kreatif dan menyusun sendiri cara-cara dipilih sesuai
dengan materi ajar, situasi, dan kondisi yang ada. Kemudian, guru menyusun
proses pembelajaran sepanjang semester menjadi skenario belajar yang
menyenangkan baik bagi guru maupun peserta didik.
Catatan:
Buku siwa yang siap pakai dengan urutan pelaksanaan yang tinggal dijalankan
mulai dari halaman pertama sampai dengan halaman terakhir, dengan contoh dan
latihan yang sama, tidak dapat memenuhi kriteria ini karena cara dan materi
sudah dikunci mati, tidak memerlukan kreativitas guru lagi.
Problem
yang sama dapat diulang dengan memberikan berbagai kasus dengan skala dan
kompleksitas atau kondisi berbeda, melahirkan sekumpulan bahan pembelajaran
yang memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk pemahaman terhadap makna
skala dan kompleksitas persoalan, serta tantangan untuk bergerak mulai dari
solusi efektif sederhana, menjadi solusi yang efisien dan optimal.
Penyampaian Muatan
Mata Pelajaran Informatika Pada SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA
Penyampaian
Muatan Informatika Perjenjang Pendidikan - Muatan Informatika ditata untuk
mencapai kompetensi perjenjang pendidikan. Subyek belajar yang sama dapat
diulang untuk jenjang berikutnya dengan menerapkan kasus-kasus yang lebih kompleks
dan pencarian solusi yang lebih efisien dan optimal. Muatan dapat disampaikan
dengan cara berbeda yaitu deduktif ataupun induktif, sesuai alur yang dipilih
oleh guru yang dipertimbangkan lebih cocok untuk anak didik.
1.
Mulai
dari eksplorasi, mempelajari persoalan, dan mencari solusi, berpikir menuju
penguasaan teori.
2.
Mulai
dari mempelajari aspek teoritis, kemudian mempraktikkannya menggunakan
teknologi dan kakas bantu yang tersedia, untuk mewujudkan solusi berbasis
informatika.
1. Penyampaian Muatan
Informatika pada SD/MI
Pada
SD/MI, muatan Informatika digunakan sebagai alat pembelajaran berbasis TIK,
dapat diajarkan secara terstruktur kepada peserta didik melalui mapel muatan
lokal yang ditetapkan oleh pemerintah daerah atau dapat dijadikan sebagai salah
satu program dalam kegiatan ekstrakurikuler. Dengan demikian, secara nasional
muatan Informatika pada SD/MI tidak diberikan secara terstruktur dalam
intrakurikuler, namun dapat digunakan dalam menyelesaikan tugas-tugas
kokurikuler dan kegiatan tematik yang bersentuhan dengan TIK.
Tema
pembelajaran di tingkat SD adalah “computing
for fun” (sistem komputer yang menyenangkan). Peserta didik memakai TIK dan
landasan berpikir komputasional untuk menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari, mengenali produk-produk dan menyadari dampak produk TIK terhadap
dirinya dan sekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa pembentukan karakter yang
baik sebagai warga digital, kemampuan afektif dan motorik peserta didik lebih
dipentingkan daripada kemampuan kognitif.
2. Mata Pelajaran
Informatika pada Jenjang SMP/MTs
Pada
jenjang SMP/MTs, teknologi informasi dipakai sebagai alat bantu dan sekaligus
sebagai sarana untuk memperkenalkan aspek keilmuan informatika yang
diterjemahkan pada persoalan sehari-hari. Pada tingkatan SMP, peserta didik
memanfaatkan teknologi, mengalami, dan mengidentifikasi (seeing in the mind
eyes) mengenai konsep teknologi informasi dan mengembangkan produk informatika
sederhana, serta menyadari dampaknya terhadap diri dan sekitarnya. Pada jenjang
SMP/MTs, peserta didik lebih terasah proses berpikirnya, memahami teknologi,
mulai berkarya berdasarkan keilmuan dan proses enjiniring.
Pada
SMP/MTs, mapel Informatika dapat diberikan secara terstruktur sebagai mapel
pilihan pada kelompok B (konten lokal). Dengan terbitnya Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah, maka tabel alokasi waktu mata pelajaran pada Struktur Kurikulum
SMP/MTs menjadi seperti ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Tabel
3.1 Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMP/MTs
MATA
PELAJARAN ALOKASI WAKTU PER MINGGU
VII
VIII IX
Kelompok
A (Umum)
1.
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
...
Kelompok
B (Umum)
2.
....
3.
Prakarya dan/atau Informatika 2 2 2
Jumlah
jam pelajaran per minggu 38 38 38
Mapel
Prakarya pada kelompok B diubah menjadi mapel Prakarya dan/atau mapel
Informatika. Sekolah dapat menyelenggarakan salah satu atau kedua mapel
tersebut sesuai dengan kesiapan sarana/prasarana dan guru yang tersedia.
Peserta didik dapat memilih salah satu mapel yaitu mapel Prakarya atau mapel
Informatika yang disediakan oleh sekolah.
Sekolah
menyelenggarakan salah satu mapel artinya sekolah menyelenggarakan hanya satu
mapel yang sama yaitu mapel Prakarya saja atau mapel Informatika saja pada
semua kelas dan rombongan belajar (rombel), sehingga mapel tersebut dapat
diberikan kepada peserta didik secara berkesinambungan mulai dari Kelas VII
sampai dengan Kelas IX.
Sekolah
menyelenggarakan kedua mapel artinya sekolah menyelenggarakan mapel Prakarya
dan mapel Informatika pada rombongan belajar yang berbeda dalam suatu tingkat
kelas yang sama.
Misalnya
pada Kelas VII terdapat 4 rombel, maka pada semester berjalan, sekolah dapat
menetapkan 3 rombel menyelenggarakan mapel Prakarya dan 1 rombel
menyelenggarakan mapel Informatika.
Semester
berikutnya dapat melanjutkan penetapan tersebut atau merubahnya. Dengan
demikian, alokasi waktu masing-masing mapel tetap 2 jam pelajaran (jp).
3. Mata Pelajaran
Informatika pada Jenjang SMA/MA
Pada
jenjang SMA/MA, peserta didik mempelajari aspek keilmuan informatika yang lebih
abstrak secara lebih mendalam, kemudian secara kreatif menerapkannya menjadi
produk digital dan aspek sosial, dengan menerapkan STEM, mengintegrasikan antar
sub-area pengetahuan informatika, ataupun dengan bidang lainnya.
Pada
SMA/MA, mapel Informatika dapat diberikan secara terstruktur melalui mapel
pilihan pada kelompok C (peminatan akademik). Dengan terbitnya Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2018
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah, maka tabel mata pelajaran peminatan akademik pada Struktur Kurikulum
SMA/MA menjadi seperti ditunjukkan pada Tabel 3.2.
Tabel
3.2 Mata Pelajaran Peminatan Akademik SMA/MA
MATA
PELAJARAN
ALOKASI
WAKTU PER
MINGGU
X
XI XII
I.
Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
1.
Matematika 3 4 4
2.
....
III.
Peminatan Bahasa dan Budaya
1.
....
Mata
Pelajaran Pilihan *)
Lintas
minat dan/atau Pendalaman
minat
dan/atau Informatika 6 ata u 9 4 ata u 8 4 ata u 8 Mapel Pilihan pada kelompok
C (peminatan akademik) ditambah mapel Informatika, yang semula hanya terdapat
mapel Lintas minat dan/ataumapel Pendalaman minat diubah menjadi mapel Lintas
minat dan/atau mapel Pendalaman minat
dan/atau mapel Informatika.
Mapel
Informatika merupakan mapel pilihan yang diselenggarakan berdasarkan kondisi
sekolah yang memerhatikan ketersediaan guru sesuai dengan kompetensi dan
kualifikasi akademik, serta sarana/prasarana pada sekolah yang disajikan pada
Bab III. Alokasi waktu untuk mapel Informatika di Kelas X sebanyak 3 jp,
sedangkan di Kelas XI dan XII masing-masing sebanyak 4 jp.
Sumber : Pedoman Implementasi Muatan/Materi Pelajaran Informatika Kurikulum 2013