Bab
ini dirumuskan untuk dipahami oleh semua pemangku kepentingan, agar semua pihak
punya pemahaman yang sama tentang “informatika” sebagai disiplin ilmu, sehingga
tujuan penyelenggaraan muatan Informatika dapat dicapai.
Perbedaan Antara TIK
dan Informatika
Muatan/mapel
Informatika merupakan perluasan dan pendalaman dari muatan TIK yang pada awal
pemberlakuan Kurikulum 2013 yang penerapannya diintegrasikan kepada seluruh Mapel
melalui pembelajaran berbasis TIK. Perluasan dan pendalaman tersebut berdampak
pada adanya perbedaan mendasar dari cakupan materi, proses pembelajaran, dan
tujuan pembelajaran sebagaimana dijelaskan lebih rinci pada Lampiran A.
Kompetensi
Informatika tidak hanya menjadikan peserta didik sebagai pemakai (user) dan konsumer saja, melainkan lebih
menekankan pada kemampuan mengidentifikasi persoalan-persoalan dan mengusulkan solusinya,
kemudian secara kreatif dan inovatif menghasilkan produk-produk teknologi
informasi sesuai dengan kaidah keilmuan informatika, rekayasa perangkat keras,
perangkat lunak, dan pengolahan data dalam bentuk digital menjadi informasi.
Kompetensi
tersebut meliputi kecakapan digital yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
(life skill), pemanfaatan teknologi informasi,
sampai dengan keilmuan informatika. Proses pembelajarannya dilakukan secara
berjenjang, bertahap, dan berkelanjutan mulai dari SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA.
Ruang Lingkup
Informatika
Muatan/mapel
Informatika berisi seperangkat KI (kompetensi inti) dan KD (kompetensi dasar)
yang dirancang untuk memberikan “bekal” keilmuan informatika kepada peserta
didik jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Bekal
yang dimaksud meliputi beberapa kemampuan sebagai berikut:
1.
Berpikir,
yaitu berpikir komputasional yang menjadi landasan dan prinsip pemecahan
persoalan yang akan diselesaikan dengan bantuan komputer.
2.
Berkarya
dan terampil, yaitu kemampuan dalam menggunakan dan menghasilkan produk TIK
serta berkomunikasi dan berkolaborasi di dunia digital dengan memanfaatkan
sarana TIK.
3.
Berpengetahuan,
yaitu kemampuan tentang keilmuan informatika yang mencakup lima area
pengetahuan informatika yaitu Teknik Komputer, Jaringan Komputer/Internet,
Analisis Data, Algoritme, dan Pemrograman, dan Dampak Sosial Informatika.
4.
Berkarakter,
yaitu berkemampuan dalam mendayagunakan teknologi untuk menunjang kehidupan dan
berkomunikasi.
Berdasarkan
bekal yang disampaikan di atas, komponen muatan Informatika dapat
diilustrasikan sebagai berikut:
TK:
Teknik Komputer (Computer Engineering—CE)
JKI:
Jaringan Komputer/Internet (Networking—NW)
AD:
Analisis Data (Data Analysis—DA)
AP:
Algoritme dan Pemrograman (Algorithm and Programming—AP)
DSI:
Dampak Sosial Informatika (Social Impact of Computer—SOC)
1. Teknologi
Informasi dan Komunikasi
Teknologi
informasi dan komunikasi (TIK) berkaitan dengan kegunaan dari sistem komputer
untuk memecahkan persoalan dunia nyata (real-world problem), termasuk untuk
menunjang tugas-tugas mata pelajaran lain, spesifikasi dan instalasi dari
perangkat keras, perangkat lunak, dan infrastruktur jaringan, serta evaluasi
dari daya gunanya. TIK adalah pemanfaatan teknologi secara produktif, kreatif,
dan melalui eksplorasi perangkat TIK.
Di
beberapa negara maju, “pengajaran” TIK sudah dihapuskan. Untuk Indonesia TIK
masih dipandang perlu untuk diajarkan karena pada kenyataannya, TIK belum
dipahami dengan baik penggunaannya oleh semua lapisan masyarakat Indonesia saat
ini. Dalam pengertian ini, TIK dipakai sebagai kakas bantu (tools) bukan tujuan belajar. TIK
digunakan sebagai sarana belajar informatika dan menunjang pencapaian tujuan-tujuan
mata pelajaran lain, yang membutuhkan dukungan TIK.
Kemampuan
yang diharapkan dari peserta didik dalam pembelajaran TIK adalah memanfaatkan
TIK untuk mencapai suatu “goal” (tujuan), bukan hanya belajar memakai aplikasi
atau piranti komputernya. Misalnya dalam pemakaian paket aplikasi perkantoran:
1.
Kemampuan
memakai aplikasi pemroses kata untuk membuat laporan yang baik dari segi konten
maupun formatnya.
2.
Kemampuan
memanfaatkan dengan baik aplikasi pengolah angka untuk melakukan analisis,
interpretasi, dan visualisasi data.
T I K
Praktik Lintas Bidang
DSI
A
P
AD
TK
JKI
Berpikir Komputasional
Gambar 2.1 Komponen Pengetahuan Muatan
Informatika
3.
Kemampuan
memanfaatkan dengan baik aplikasi pengolah bahan presentasi untuk menunjang
presentasi yang lebih komunikatif dalam menyampaikan buah pemikiran, suatu
hasil proses rekayasa produk atau penelitian.
Pemanfaatan
TIK diharapkan dapat membentuk peserta didik untuk mempunyai pola pikir dan
pola kerja yang sistematis, sehingga hasil/tujuan dapat dicapai secara efisien
dan optimal. TIK adalah alat
bantu
dalam problem solving.
Proses
pembelajaran tidak cukup dengan hanya mengajarkan aspek “bagaimana menggunakan”
produk/aplikasi TIK saja. Proses pembelajaran seharusnya mencakup:
1.
penggunaan
produk TIK (aplikasi, kakas, dan/atau perangkat komputer) sesuai tujuan yang
bermanfaat, best practices, dan etika;
2.
pembentukan
karakter pengguna yang bijak dan peduli terhadap konten yang diciptakan,
disimpan maupun disebarluaskan dengan menggunakan produk TIK;
3.
pemahaman
dasar keilmuan informatika dan pemanfaatannya pada bidang lain, di dunia saat
ini yang sangat kompleks dan mengharuskan adanya cara berpikir multi-disiplin;
4.
integrasi
pengetahuan dan keterampilan dengan mata pelajaran lain, di mana TIK dipakai
untuk mendukung tujuan pembelajaran dalam aspek-aspek yang diperlukan; dan pengembangan
kemampuan Berpikir Komputasional (BK) dengan melakukan empat butir di atas.
5.
Lebih
dari itu, diharapkan bahwa kelak peserta didik dapat secara kreatif menghasilkan
produk-produk TIK yang menunjang kemandirian bangsa di bidang teknologi
informasi maupun bidang lain.
2. Berpikir
Komputasional – BK (Computational
Thinking)
Berpikir
Komputasional merupakan landasan berpikir yang perlu diajarkan terus menerus
sesuai dengan jenjang pendidikan, dengan tingkat kesulitan dan kompleksitas
yang meningkat mulai dari SD/MI sampai dengan SMA/MA. Berpikir Komputasional
(BK) mencakup kemampuan untuk melakukan dekomposisi, abstraksi, merancang
algoritme serta melakukan pengenalan pola yang menjadi dasar membangun suatu sistem
terkomputerisasi dari suatu sistem nyata yang kompleks.
Dengan
melakukan dekomposisi, seseorang dapat memecah sebuah persoalan kompleks
menjadi bagian-bagian yang dapat lebih mudah dipahami dan dicari solusinya.
Bagian-bagian kecil dari persoalan akan mempunyai pola solusi. Mengenali pola
sistem, pola persoalan, dan bagian-bagiannya, serta pola solusi akan
mempermudah dan mempercepat penyelesaian persoalan kompleks. Abstraksi akan
memudahkan seseorang untuk menyimpulkan karakterisitik umum dan mengesampingkan
hal detil yang tidak perlu diperhatikan untuk mencari solusi. Algoritme adalah
rancangan solusi dalam bentuk instruksi/langkah yang harus dijalankan oleh agen
pemroses informasi sesuai dengan instruksi yang direncanakan, untuk mendapatkan
solusi.
Berkat
kemampuan BK, seseorang mengintegrasikan pengalaman menyelesaikan persoalan dan
membentuk suatu pola solusi yang memungkinkan ia untuk tidak hanya mampu memecahkan
suatu persoalan yang sedang dihadapi, melainkan juga untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
sejenis dengan solusi yang lebih cerdas, efisien, dan optimal.
Berpikir
Komputasional (BK) merupakan salah satu kemampuan penting abad ke‐21
yang sudah mulai ditumbuhkan sejak usia dini di negara maju. BK juga merupakan
kemampuan utama yang melandasi bidang informatika. BK adalah kemampuan berpikir
untuk memecahkan persoalan-persoalan yang penyelesaiannya berkaitan dengan “komputasi”.
Komputasi adalah perhitungan baik aritmatika atau berupa langkah-langkah yang
mengikuti suatu model yang sudah didefinisikan dengan baik yaitu algoritme.
Komputasi merupakan salah satu aspek penting dalam disiplin ilmu informatika
atau ilmu Komputer.
Saat
ini komputer menjadi alat bantu untuk menyelesaikan persoalan dan mendukung
berfungsinya hampir semua bidang ilmu lain, sehingga BK mempengaruhi bidang
lain seperti biologi, kimia, kedokteran, linguistik, psikologi, ekonomi,
energi, dan lain-lain. Kemampuan BK akan membantu seseorang untuk megenali akar
persoalan, menyelesaikan persoalan, merancang sistem, memahami kekuatan, dan
keterbatasan manusia, serta pembangunan sistem komputer, robot, bahkan mesin
intelijen, yang berkaitan dengan disiplin ilmu yang lain.
Berpikir
Komputasional (BK) berorientasi pada “problem solving”, sehingga membuat daya
pikir seseorang menjadi berkembang. Seseorang yang mampu berpikir komputasional
akan mampu berpikir tingkat tinggi, sehingga dengan lebih mudah ia dapat
mengonsep dan memahami teknologi yang berbasis komputer, dan mempunyai daya
saing lebih di dunia saat ini yang sudah memasuki Revolusi Industri 4.0 yang menghasilkan
pabrik cerdas dari apapun dengan didasari cyber-physical system, IoT (Internet
of Things), cloud computing, dan cognitive computation.
3. Area Pengetahuan
Informatika
berkaitan dengan bagaimana komputer dan sistem komputer berfungsi, serta
bagaimana suatu sistem komputer dirancang, diprogram, dan diwujudkan.
Informatika merupakan bahan kajian pelajaran (subjek) yang “teoritis” dan
sekaligus “praktis”, di mana peserta didik didorong untuk membuat penemuan (invention) dan mengembangkan akal budi untuk
menerapkan konsep komputasi menjadi artefak yang bermanfaat.
Peserta
didik diharapkan untuk mengaplikasikan prinsip ilmiah yang dipelajarinya dalam
mengidentifikasi dan memahami persoalan-persoalan di dunia nyata dan kemudian
menciptakan artefak yang bermanfaat sebagai solusi dari persoalan tersebut.
Kombinasi dari prinsip, praktik, dan penemuan (principles, practice and invention) membuat peserta didik menjadi
kreatif dan merasakan terwujudnya produk-produk digital yang bermanfaat dan
sekaligus mengandung keindahan.
Informatika
merupakan disiplin ilmu tentang prinsip-prinsip dan praktik yang melandasi
pengertian dan pemodelan dari komputasi, dan aplikasinya dalam pengembangan
sistem komputer. Karenanya, landasan berpikir untuk belajar informatika adalah
BK yang telah dijelaskan pada bagian di atas. Moda berpikir (thinking mode) ini didukung dan juga dilengkapi
dengan pengetahuan teoritis dan praktis, serta himpunan teknik untuk
menganalisis, memodelkan, dan memecahkan persoalan. Peserta didik yang belajar
informatika akan mendalami bagaimana suatu sistem komputasi berfungsi, baik
yang di dalamnya ada komputer atau tidak.
Informatika
merupakan salah satu disiplin ilmu yang saat ini sudah berdiri sendiri sebagai
bagian dari ilmu formal. Informatika mencakup prinsip dasar yaitu teori
komputasi (theory of computation),
serta konsep dan ide yang dapat direalisasi, misalnya model relasional untuk
memahami struktur data. Informatika menggabungkan teknik dan metode untuk pemecahan
persoalan, misalnya abstraksi, logika, dan penalaran/pemikiran. Informatika
membawa seseorang ke suatu cara berpikir yang unik yaitu berpikir
komputasional, yang berbeda dari bidang ilmu lainnya. Prinsip inti dari bidang
informatika juga dapat diajarkan tanpa tergantung kepada teknologi spesifik.
Oleh karena itu, informatika dapat disebut sebagai salah satu disiplin ilmu
yang berdiri sendiri.
Mengacu
kepada konsep kurikulum yang didefinisikan pada https://k12cs.org,
didefinisikan 5 (lima) area pengetahuan informatika:
a.
Teknik
Komputer – TK;
b.
Jaringan
Komputer/Internet – JKI;
c.
Analisis
Data – AD;
d.
Algoritme
dan Pemrograman – AP; dan
e.
Dampak
Sosial Informatika – DSI.
4. Praktik Lintas
Bidang – PLB (Computing Practice)
Praktik
Lintas Bidang (PLB) dilakukan melalui pengintegrasian dan pengemasan semua area
pengetahuan dan keterampilan yang akan atau telah dipelajari dalam satu
tingkatan pendidikan (satu tahun pelajaran), untuk mewujudkan suatu karya nyata
yang utuh, baik tangible ataupun tidak tangible, dalam suatu kemampuan
menghasilkan atau memperbaiki suatu “produk” TIK. PLB ini mewakili apa yang
disebutkan sebagai “core practices”
pada https://k12cs.org. PLB dilaksanakan berdasarkan problem-based learning dan project-based
learning, dengan bertema STEM (science,
technology, engineering, and mathematics)
Kata
STEM diluncurkan oleh National Science Foundation Amerika Serikat (AS) pada
tahun 1990-an sebagai sebagai tema gerakan reformasi pendidikan dalam keempat
bidang disiplin tersebut untuk menumbuhkan angkatan kerja bidang-bidang STEM,
mengembangkan warga negara yang sadar akan pentingnya STEM dan meningkatkan
daya saing global AS dalam inovasi Iptek. Gerakan reformasi pendidikan STEM ini
didorong oleh laporan-laporan studi yang menunjukkan terjadi kekurangan sumber daya
manusia untuk mengisi lapangan kerja dalam bidang-bidang STEM.
Pendidikan
STEM tidak hanya dimaknai dengan penguatan praksis pendidikan dalam
bidang-bidang STEM secara terpisah, melainkan mengembangkan pendekatan
pendidikan yang mengintegrasikan sains, teknologi, enjiniring, dan matematika
dengan memfokuskan proses pendidikan pada pemecahan masalah nyata dalam
kehidupan sehari-hari maupun kehidupan profesi.
Kurikulum
Informatika diharapkan untuk dijalankan dengan menerapkan prinsip-prinsip STEM
yaitu:
1.
Sains
(ilmu) informatika teoritis atau teori komputasi intinya adalah bagaimana
menghasilkan solusi yang efisien untuk suatu persoalan dengan membangun model
komputasi (algoritme). Ilmu ini mencakup 3 (tiga) cabang ilmu yaitu teori
otomata dan bahasa, teori komputabilitas, dan teori kompleksitas komputasional,
yang dikaitkan dengan pertanyaan “apa yang menjadi kemampuan dasar dan keterbatasan
komputer?”. Informatika juga menggunakan pendekatan ilmiah dalam hal pengukuran
dan percobaan;
2.
Teknologi,
dicakup dalam penggunaan perangkat keras TIK dan perangkat lunak (aplikasi)
untuk kehidupan sehari-hari maupun penunjang pelaksanaan tugas-tugas mata pelajaran
lain sekolah dan penggunaan teknologi dalam menghasilkan artefak TIK.
Informatika membutuhkan pemahaman, apresiasi, dan pengaplikasian berbagai teknologi;
3.
Enjiniring,
dalam konteks informatika mencakup desain, konstruksi, dan testing dari artefak
yang bermanfaat bagi kehidupan manusia; dan
4.
Matematika,
Informatika sangat erat hubungannya dengan matematika, keduanya termasuk dalam
ilmu formal. Informatika membutuhkan pengetahuan matematika, demikian juga
halnya sains lain.
Lebih
dari itu, dengan menguasai informatika, peserta didik menambah wawasan STEM
dari disiplin lain yang dipelajarinya (matematika, kimia, fisika, ilmu sosial,
seni) dan melengkapi pengetahuan dan keterampilannya untuk menghasilkan solusi
persoalan bidang-bidang lain yang didasari oleh model komputasi dan analisis
data, serta memanfaatkan TIK.STEM juga dapat diperluas menjadi STEAM, dengan “A”
adalah “art” atau seni, untuk menghasilkan karya seni dalam bentuk digital.
Sumber : Pedoman Implementasi Muatan/Materi Pelajaran Informatika Kurikulum 2013