Pasal 246
(1)
Apabila
tenggang waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 245 ayat (1) telah lewat tanpa
diajukan permohonan kasasi oleh yang bersangkutan, maka yang bersangkutan
dianggap menerima putusan.
(2)
Apabila
dalam tenggang waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). pemohon terlambat
mengajukan permohonan kasasi maka hak untuk itu gugur.
(3)
Dalam
hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) atau ayat (2), maka panitera mencatat
dan membuat akta mengenai hal itu serta melekatkan akta tersebut pada berkas
perkara.
Pasal 247
(1)
Selama
perkara permohonan kasasi belum diputus oleh Mahkamah Agung, permohonan kasasi
dapat dicabut sewaktu-waktu dan dalam hal sudah dicabut, permohonan kasasi
dalam perkara itu tidak dapat diajukan lagi.
(2)
Jika
pencabutan dilakukan sebelum berkas perkara dikirim ke Mahkamah Agung, berkas
tersebut tidak jadi dikirimkan.
(3)
Apabila
perkara telah mulai diperiksa akan tetapi belum diputus, sedangkan sementara
itu pemohon mencabut permohonan kasasinya, maka pemohon dibebani membayar biaya
perkara yang telah dikeluarkan oleh Mahkamah Agung hingga saat pencabutannya.
(4)
Permohonan
kasasi hanya dapat dilakukan satu kali.
Pasal 248
(1)
Pemohon
kasasi wajib mengajukan memori kasasi yang memuat alasan permohonan kasasinya
dan dalam waktu empat belas hari setelah mengajukan permohonan tersebut, harus
sudah menyerahkannya kepada panitera yang untuk itu ia memberikan surat tanda
terima.
(2)
Dalam
hal pemohon kasasi adalah terdakwa yang kurang memahami hukum, panitera pada
waktu menerima permohonan kasasi wajib menanyakan apakah alasan ia mengajukan
permohonan tersebut dan untuk itu panitera membuatkan memori kasasinya.
(3)
Alasan
yang tersebut pada ayat (1) dan ayat (2) adalah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 253 ayat (1) undang-undang ini.
(4)
Apabila
dalam tenggang waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pemohon terlambat
menyerahkan memori kasasi maka hak untuk mengajukan permohonan kasasi gugur.
(5)
Ketentuan
sebagaimana diatur dalam Pasal 246 ayat (3) berlaku juga untuk ayat (4) pasal
ini.
(6)
Tembusan
memori kasasi yang diajukan oleh salah satu pihak, oleh panitera disampaikan
kepada pihak lainnya dan pihak lain itu berhak mengajukan kontra memori kasasi.
(7)
Dalam
tenggang waktu sebagaimana tersebut pada ayat (1), panitera menyampaikan
tembusan kontra memori kasasi kepada pihak yang semula mengajukan memori
kasasi.
Pasal 249
(1)
Dalam
hal salah satu pihak berpendapat masih ada sesuatu yang perlu ditambahkan dalam
memori kasasi atau kontra memori kasasi, kepadanya diberikati kesempatan untuk
mengajukan tambahan itu dalam tenggang waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
248 ayat (1).
(2)
Tambahan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di atas diserahkan kepada panitera
pengadilan.
(3)
Selambat-lambatnya
dalam waktu empat belas hari setelah tenggang waktu tersebut dalam ayat (1),
permohonan kasasi tersebut selengkapnya oleh panitera pengadilan segera
disampaikan kepada Mahkamah Agung.
Pasal 250
(1)
Setelah
panitera pengadilan negeri menerima memori dan atau kontra memori sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 248 ayat (1) dan ayat (4), Ia wajib segera mengirim berkas
perkara kepada Mahkamah Agung.
(2)
Setelah
panitera Mahkamah Agung menerima berkas perkara tersebut ia seketika
mencatatnya dalam buku agenda surat, buku register perkara dan pada kartu
penunjuk.
(3)
Buku
register perkara tersebut pada ayat (2) wajib dikerjakan, ditutup dan
ditandatangani oleh panitera pada setiap hari kerja dan untuk diketahui
ditandatangani juga karena jabatannya oleh Ketua Mahkamah Agung.
(4)
Dalam
hal Ketua Mahkamah Agung berhalangan, maka penandatanganan dilakukan oleh WakiI
Ketua Mahkamah Agung dan jika keduanya berhalangan maka dengan surat keputusan
Ketua Mahkamah Agung ditunjuk hakim anggota yang tertua dalam jabatan.
(5)
Selanjutnya
panitera Mahkamah Agung mengeluarkan surat bukti penerimaan yang aslinya dikirimkan
kepada panitera pengadilan negeri yang bersangkutan, sedangkan kepada para
pihak dikirimkan tembusannya.