Membanggakan,
lagu Indonesia Raya dikumandangkan di depan negara-negara sahabat. Indonesia
melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun ini berkesempatan
menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan para pejabat tinggi SEA-Vocational
Education and Training (TVET) ke-2, yang sebelumnya pada 2015 pertemuan pertama
telah diselenggarakan di Chiang Mai, Thailand.
“Tahun
ini adalah pertemuan kedua, dan melalui pertemuan ini kami ingin menyiapkan
strategi program seperti apa yang akan dilakukan agar Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) dapat bersinergi dan berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi dan
perkembangan industri bisnis di seluruh Asean,” kata Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Hamid Muhammad pada pembukaan acara
2ndHigh Officials Meeting On Sea-TVET di Nusa Dua, Bali, Kamis (12/5).
Pendidikan
Teknis Kejuruan dan Pelatihan atau TVET sebagai salah satu dari tujuh prioritas
di bidang Pendidikan di Asia Tenggara. Peran dari TVET adalah pengembangan
sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas, pengakuan kualifikasi
professional, serta integrasi industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan
sumber daya yang ada di kawasan.
“Melalui
pertemuan ini kita bisa merekomendasikan strategi dan rencana untuk
meningkatkan kualitas pendidikan TVET di kawasan Asia Tenggara, dan membentuk
komitmen kerja sama, serta kesepakatan antar lembaga TVET dan industri,” jelas
Direktur Pembinaan SMK Mustaghfirin Amin.
Mustaghfirin
menambahkan, dalam pertemuan ini Kemendikbud bisa memprosikan program SMK
Rujukan yang dimiliki Indonesia. Direktorat Pembinaan SMK saat ini sedang
mengembangkan 1650 SMK Rujukan. “SMK Rujukan ini adalah SMK yang memilliki
kualitas baik, dan sudah memilik siswa kurang lebih dua juta orang. Selain itu
menjadi penghubung awal untuk pertukaran pelajar sebagai tindaklanjut pertemuan
hari ini,” terangnya. (esy/jpnn)