Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menargetkan jumlah SMK program belajar
empat tahun menjadi 150 hingga 200 sekolah. Saat ini sekitar 100 SMK yang
menerapkan program tersebut.
“Kami
melihat level kualitas dan kompetensi yang harus dijalani itu. Karena banyaknya
teknologi baru maka (waktu belajarnya) harus diperpanjang. Dengan demikian ke
depan angka (jumlah sekolah) juga akan diperbanyak,” kata Direktur Pembinaan
SMK Kemendikbud, Mustaghfirin Amin Mustaghfirin, Jumat (13/5).
Ia
mengatakan penambahan waktu belajar selama setahun itu bisa meningkatkan
kualitas kompetensi serta ketrampilan yang dimiliki pelajar SMK sebagai tenaga
terampil.
Selain
itu juga bisa menjembatani atau memfasilitasi pelajar yang berada di daerah
agar tidak perlu pergi jauh ke kota besar melanjutkan pendidikan ke politeknik.
Sebab SMK yang memiliki program belajar empat tahun akan tersebar di berbagai
daerah.
Saat
ini, beberapa daerah yang sudah memiliki SMK dengan program belajar empat tahun
antara lain Makassar, Pontianak, Yogyakarta, Semarang, Bandung, dan Jakarta.
“Kemristekdikti
juga sudah mengakui itu (tahun keempat di SMK) sebagai pembelajaran di
pendidikan tinggi untuk semester satu dan dua," ujar Mustaghfirin.
Dalam
program SMK empat tahun itu, siswa tidak perlu mempelajari mata pelajaran lain
kecuali pelajaran-pelajaran yang sesuai dengan kejuruan atau keahliannya.
Program keahlian atau kejuruan yang menerapkan program belajar empat tahun di
SMK memang kebanyakan jurusan teknik seperti teknologi, pertanian, kelautan,
dan kesehatan.
Model
pembelajarannya juga tergantung jurusan dan program keahlian. Setelah lulus,
siswa akan mendapat sertifikat serta kompetensi keahlian yang bisa dipakai
sebagai nilai tambah dalam mendapatkan pekerjaan terutama dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
“Saat
ini sudah hampir 200 SMK yang bisa mengeluarkan sertifikat di level ASEAN dan
kami berharap nanti bisa ditingkatkan menjadi 1.650 SMK di tahun 2019,” tutur
Mustaghfirin.
Program
SMK empat tahun ini juga bisa dimanfaatkan dunia industri atau perusahaan
sebagai peluang merekrut calon pekerja. Di tahun keempat, misalnya, siswa bisa
praktik atau magang di industri hingga 10 bulan.
Dengan
begitu, siswa akan lebih berpeluang untuk memperkuat praktik di dunia kerja
atau industri sekaligus meningkatkan kompetensi saat lulus nanti.(esy/jpnn)