Supervisi klinis adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses
pembelajaran (Sullivan & Glanz, 2005). Menurut Sergiovanni
(1987) ada dua tujuan supervisi klinis: pengembangan profesional dan motivasi
kerja guru.
Ide untuk memberlakukan supervisi klinis bagi guru muncul ketika guru
tidak harus disupervisi atas keinginan kepala sekolah sebagai supervisor tetapi
atas kesadaran guru untuk datang ke supervisor untuk minta bantuan mengatasi
masalahnya.
Kepala sekolah sebagai supervisor akademik seyogyanya memiliki
pengetahuan dan menguasai penerapan supervisi klinis.
Contoh Supervisi Klinis
Supervisi klinis dapat dianalogikan dengan istilah klinis dalam dunia
kesehatan yang menunjuk pada suatu tempat untuk berobat. Seorang pasien datang
ke klinis bukan karena diundang dokter melainkan karena ia membutuhkan
pengobatan agar sembuh dari penyakitnya.
Selanjutnya, dokter mengadakan diagnosis dan resep untuk mengobati
penyakit pasiennya. Dalam dunia sekolah, guru datang sendiri menemui kepala
sekolah untuk meminta bantuan memecahkan permasalahan yang sedang dihadapinya.