Kepala
Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kab. Cirebon, Asdullah Anwar, akan bertindak tegas
terhadap guru yang dianggap tidak disiplin dalam melaksanakan tugasnya,
tindakan tegas ini berupa pencabutan dana sertifikasi yang diterima guru
bersangkutan.
“Kedepan,
ada aturan dari Kementrian Pendidikan yang mana dalam aturan itu disebutkan
dalam jangka 3-5 hari guru tidak masuk untuk mengajar dengan alasan yang tidak
jelas maka tunjangan sertifikasi yang diberikan pada bulan tersebut harus
diberhentikan,” ujar Asdullah Anwar, saat ditemui awak media.
Dikatakan
Asdullah, tidak diberikan tunjangan setifikasi kepada guru yang dianggap
melakukan tindakan indisipliner itu dilakanan pada bulan dilakuakannya pelanggaran,
akan tetapi kalau guru itu tidak melakukan tindakan pelanggaran indisipliner
pada bulan berikutknya, maka tunjangan sertifikasi akan diberikan seperti
biasanya.
“Sejuah
ini aturan ini sebenarnya sudah dijalankan, dan tunjangan sertifikasi tidak
diberikan sama sekali kepada guru yang dianggap melakukan pelanggaran disiplin,
yakni dengan tidak masuk untuk mengajar selama 3-5 hari tanpa keterangan yang
jelas,” katanya.
Dengan
adanya aturan ini, menurut Asdullah, diharapkan bisa mendidik para guru, agar bisa
lebih disiplin dan tidak seenaknya sendri, karena dana yang dialokasikan oleh
pemerintah untuk belanja paegawai dan tenaga pendidikan sekarang ini sudah
mencapai Rp 800 M, belum lagi dari tunjangan sertifikasi yang jumlahnya
mencapai Rp 500 M.
“Selain
gaji dan tunjangan sertifiaksi ini, guru juga mendapatkan gaji 13 dan secara
tingkat kesejahteraan saya rasa sudah sangat cukup, karena cukup tidaknya
pendapatan itu kan tergantung dari individu masing-masing,” terangnya.
Asdullah
juga menghimbau kepada para guru dan kepala sekolah agar terus meningkatkan
kualitas dan juga rasa tanggung jawabnya masing-masing, jangan sampai guru enak
tidur dikelas sedangkan muridnya disuruh belajar sendiri atau juga kepala
sekolah yang sering tidak ada ditempat.
“Saya
tegaskan kepala sekolah harus memiliki keteladanan dan jiwa kompetnsi yang
tinggi,” tendasanya. (Dede Kurniawan)