Pembelajaran
yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran juga memerlukan perencanaan yang baik pula. Heinich, dan
kawan-kawan (1982) mengajukan model perencanaan penggunaan/pemanfaatan media
yang efektif dikenal dengan istilah ASSURE. Model ini menyarankan enam kegiatan
utama dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut.
a.
Analyze Learner Characteristics
Menganalisa
karakteristik pebelajar. Pebelajar ini mungkin siswa, mahasiswa, peserta
pelatihan, dsb.
b.
State Objective
Merumuskan
tujuan pembelajaran, yaitu perilaku atau kemampuan baru apa (pengetahuan,
keterampilan, sikap) yang diharapkan siswa miliki setelah proses belajar
mengajar. Tujuan ini mungkin dijabarkan dari silabus, buku teks, kurikulum,
atau dikembangkan sendiri oleh guru.
c.
Select, Modify, or Design Materials
Memilih,
memodifikasi, atau merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat.
d.
Utilize Materials
Menggunakan
materi dan media.
e.
Require Learner Respon
Meminta
tanggapan siswa, guru sebaiknya mendorong siswa untuk memberikan respon dan
umpan balik mengenai keefektifan proses belajar mengajar.
f.
Evaluate
mengevaluasi
proses belajar. Tujuan utama evaluasi ini adalah untuk mengetahui tingkat
pencapaian tujuan pembelajaran, keefektifan media, pendekatan pembelajaran, dan
faktor guru sendiri.
Penggunaan
media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar memberikan manfaat praktis
sebagai berikut:
1.
Media
pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2.
Media
pembelajaran dapat mengarahkan dan meningkatkan perhatian anak sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar.
3.
Media
pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu:
a.
Menyaksikan
benda atau peristiwa pada masa lampau. Dengan perantara gambar, potret, slide,
film, video, atau media yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata
tentang benda/peristiwa sejarah.
b.
Mengamati
benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya,
atau terlarang. Misalnya, video tentang kehidupan harimau di hutan, keadaan dan
kesibukan di pusat reaktor nuklir, dan sebagainya.
c.
Memperoleh
gambaran yang jelas tentang benda-benda yang sukar diamati secara langsung
karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu besar atau
terlalu kecil. Misalnya dengan slide dan film siswa memperoleh gambaran tentang
bakteri, amuba, dan sebagainya.
d.
Mengamati
peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati. Misalnya
dengan slide, film, atau video siswa dapat mengamati pelangi, gunung meletus,
pertempuran, dan sebagainya.
e.
Dapat
menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu obyek secara
serempak. Dengan siaran radio atau televisi ratusan bahkan ribuan mahasiswa
dapat mengikuti kuliah yang disajikan seorang profesor dalam waktu yang sama.
4.
Media
pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang
peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.
Dalam
hubungannya dengan penggunaan/pemanfaatan media pada waktu berlangsung
pembelajaran, media pembelajaran setidak-tidaknya digunakan guru pada situasi:
a.
Bahan
ajar yang dijelaskan guru kurang dipahami siswa. Dalam situasi ini sangat
bijaksana apabila guru menampilkan media untuk memperjelas pemahaman siswa
mengenai bahan ajar tersebut. Misalnya menyajikan bahan ajar dalam bentuk
visual seperti gambar atau model tiga dimensi
b.
Terbatasnya,
sumber pembelajaran. Tidak semua sekolah mempunyai buku sumber atau tidak semua
bahan ajar ada dalam buku sumber. Situasi seperti ini menuntut guru menyediakan
sumber tersebut dalam bentuk media. Misalnya LCD projector, OHP, model tiga
dimensi
c.
Guru
kurang bergairah dalam menjelaskan bahan ajar melalui verbal akibat terlalu
lelah disebabkan mengajar cukup lama. Dalam situasi ini guru dapat menampilakan
media sebagai sumber belajar siswa. Misalnya guru menampilkan bagan, grafik,
model tiga dimensi siswa diminta memberi analisis atau menjelaskan apa yang
tersirat dari bagan, grafik, model tiga dimensi tersebut baik secara individual
atau kelompok.
d.
Perhatian
siswa terhadap pembelajaran berkurang akibat kebosanan mendengarkan uraian
guru. Penjelasan secara verbal oleh guru mengenai bahan ajar biasanya sering
membosankan apabila cara guru menjelaskan tidak menarik. Dalam situasi ini
tampilnya media akan mempunyai makna bagi siswa dalam menumbuhkan kembali
perhatian belajar siswa.