Kompetensi
inti (KI) merupakan standar penilaian yang harus dimiliki secara berbeda pada
setiap tingkatan dan kelas. KI merupakan komponen penilaian yang akan dapat
mengejawantahkan/mewujudkan isi dari SKL. Isi KI harus mencerminkan harapan
dari SKL Kompetensi inti (KI) terdiri dari KI-1 sampai dengan KI-4. Rumusan
setiap KI berbeda sesuai dengan aspeknya. Untuk mencapai kemampuan yang
terdapat di dalam KI perlu diterjemahkan ke dalam KD yang sesuai dengan aspek
pada setiap KI.
KI
merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai SKL yang harus dimiliki seorang
peserta
didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi landasan
pengembangan
Kompetensi Dasar. Rumusan KI meliputi:
a.
Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
b.
Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
c.
Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan;
d.
Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
KI
berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) KD. Sebagai unsur
pengorganisasi, KI merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi
horizontal KD. Organisasi vertikal KD adalah keterkaitan KD satu kelas dengan
kelas di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu
akumulasi yang berkesinambungan antarkompetensi yang dipelajari peserta didik.
Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara KD satu mata pelajaran dengan
KD dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu kelas yang sama sehingga saling
memperkuat.
Uraian
tentang KI untuk jenjang SMP/MTs dapat dilihat pada tabel berikut.
KOMPETENSI
INTI
KELAS
VII
|
KOMPETENSI
INTI
KELAS
VIII
|
KOMPETENSI
INTI
KELAS
IX
|
1.
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
|
1.
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
|
1. Menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya
|
2.
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
|
2.
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
|
2. Menghargai dan
menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
|
3.
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
|
3.
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata
|
3. Memahami dan
menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
|
4.
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
|
4.
Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
|
4. Mengolah, menyaji,
dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
|
Kompetensi
inti sikap spiritual (KI-1) dan kompetensi inti sikap sosial (KI-2) dicapai
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu: keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan
pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan
karakter peserta didik lebih lanjut.