Pemerintah
tengah berupaya keras menggenjot pertumbuhan ekonomi hingga ke level 7 persen
sampai 2019. Jika teralisasi, maka Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjanjikan
kenaikan gaji dan tunjangan para Gubernur, Bupati, Walikota maupun Pegawai
Negeri Sipil (PNS).
Menteri
Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo mengungkapkan, pemerintah pusat dan daerah akan
merumuskan kebijakan yang tepat untuk masa depan para pegawai honorer di
daerah.
Sebelumnya,
pegawai honorer di sejumlah daerah menuntut diangkat menjadi PNS. "Kami
akan selesaikan masalah tenaga kerja honorer di daerah dengan baik. Tapi kita
tetap harus mempertimbangkan kekuatan anggaran pemerintah pusat dan
daerah," tegasnya.
Hal
ini disampaikannya saat memberi sambutan di acara Musrenbangnas 2016 di Hotel
Bidakara, Jakarta, kemarin. Kata Tjahjo, Presiden Jokowi berjanji akan
meningkatkan kesejahteraan para Gubernur, Bupati, Walikota sampai Aparatur
Sipil Negara (ASN).
“Janji
Presiden kalau ekonomi bertumbuh 6 persen, mendekati 7 persen, gaji dan
tunjangan Gubernur, Bupati, Walikota serta perangkat-perangkatnya atau PNS akan
dinaikkan,” tegasnya. Saat ini, Mantan Politikus Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan itu mengaku, gaji pokok Gubernur, Bupati dan Walikota saat ini
terbilang kecil. Gaji Bupati dan Walikota, dikatakan Tjahjo hanya berkisar Rp
6,5 juta hingga Rp 7 juta per bulan.
Sedangkan
gaji pokok Gubernur kurang dari Rp 10 juta per bulan. “Jadi ini perlu
penyesuaian. Mudah-mudahan pada 2017-2018 ada peningkatan gaji dan tunjangan
Gubernur, Bupati, Walikota, dan PNS,” ucap dia.
Untuk
diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia
mencapai 4,79 persen pada 2015. Angka pertumbuhan ini melambat dari pertumbuhan
ekonomi 2014 di angka 5,02 persen.
Kepala
BPS, Suryamin menuturkan pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat ini juga tak
lepas dari pertumbuhan ekonomi global. Tercatat, ekonomi Inggris melemah dari
2,1 persen menjadi 1,9 persen. Ekonomi
China melambat dari 6,9 persen menjadi 6,8 persen.
Tak
hanya itu, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) turun dari 2,1 persen
menjadi 1,8 persen. Meski demikian, ada
sejumlah ekonomi negara lain yang masih menguat. Korea Selatan naik dari 2,7
persen menjadi tiga persen.
Singapura
menguat dari 1,4 persen menjadi dua persen. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi
kuartal IV 2015 tercatat 5,04 persen secara year on year (YoY). Angka
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2015 ini memang lebih tinggi dari
kuartal IV 2014 sebesar 5,01 persen.