Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus mempersiapkanpelaksanaan ujian
nasional (Unas). Persiapan tidak sebatas di ujian berbasis kertas, tapi juga
harus memperhatikan persiapan teknis unas berbasis komputer (computer based test/CBT).
Kepala
Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud Nizam mengatakan, tahun ini
jumlah sekolah yang menjalankan Unas CBT mencapai 4.402 unit. Mulai dari
jenjang SMP, SMA, hingga SMK.
’’Sebenarnya
4.404 unit sekolah, tetapi dua sekolah minta mundur karena belum siap
infrastrukturnya,’’ kata Nizam kemarin (28/3).
Guru
besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) itu menuturkan apresiasi
tinggi diberikan kepada Pemkot Surabaya. Sebab, Surabaya satu-satunya pemkot yang menerapkan pelaksanaan unas CBT
secara 100 persen.
Nizam
mengatakan, sempat muncul kabar bahwa unas di DKI Jakarta juga bakal
menggunakan komputer seluruhnya.
Tetapi
setelah dilakukan evaluasi, unas di ibukota tetap dijalankan dengan dua versi:
komputer dan kertas. ’’Di Jakarta hanya ada sekitar 300 unit sekolah yang
melaksanakan unas CBT,’’ katanya.
Pejabat
yang hobi bersepeda gunung itu menuturkan sampai kemarin belum dilakukan
pentautan (sinkronisasi) antara komputer yang ada di seluruh sekolah dengan
server komputer Kemendikbud di Jakarta. Tujuan utama dalam pentautan ini adalah
untuk mengisi butir soal di komputer peserta ujian.
Nizam
mengatakan, untuk alasan keamanan, pengisian butir soal ujian di komputer
sekolah dilaksanakan H-3 atau Jumat (1/4) nanti. Dia mengatakan pengisian butir
soal ujian ini dilakukan secara online. Tidak menggunakan CD atau flashdisk
untuk media penyimpanan butir ujian.
Selama
proses pengisian butir soal ujian ini, Nizam menjamin kerahasiaannya. Bahkan
oleh proktor atau petugas teknisi unas CBT, butir-butir soal ujian yang
ditransfer itu tidak akan bisa dibaca. ’’File bukan dalam bentuk PDF atau Word.
Tetapi berupa enskripsi data,’’ katanya.
Nizam
menuturkan, saat ujian berlangsung, soal ujian yang berupa enskripsi data itu
berubah wujud. Caranya, setiap orang proktor akan mendapat kode token dari
panitia unas di tingkat Kemendikbud. Tanpa ada token tersebut, perubahan wujud
butir soal ujian tidak bisa dilakukan.
Sistem
baru dalam unas CBT tahun ini berlaku untuk materi listening. Tahun lalu siswa
mengerjakan soal ujian listening bahasa Inggris dengan mendengarkan suara yang
diputar di setiap kelas melalui pengeras suara. Muncul masalah ketika soal yang
didengar ternyata tidak pas dengan tampilan soal di komputer.
Akhirnya
mulai tahun ini butir soal ujian listening juga dibenamkan di sistem unas CBT.
Sehingga siswa nanti cukup mendengarkan soal itu dengan bantuan headset. (wan/agm)