Hingga
saat ini ketimpangan mutu pendidikan antara perguruan tinggi di Pulau Jawa dan
luar Jawa masih terlihat jelas. Berdasarkan data Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN PT) pada 2014, hanya ada dua perguruan tinggi di luar
Jawa yang meraih akreditasi A.
Sementara
itu, untuk akreditasi program studi hanya ada 223 yang telah mendapat nilai A.
Jumlah tersebut masih tertinggal jauh dibanding perguruan tinggi di Jawa yang
sekitar 1.478 prodinya telah meraih akreditasi A.
Lalu,
apa yang harus dilakukan agar kualitas perguruan tinggi di luar daerah bisa
memenuhi kualifikasi standar Indonesia? Untuk menjawab tantangan tersebut,
pendidikan berbasis teknologi sebenarnya telah dicanangkan.
Pendidikan Daring
Sejak
dua tahun lalu pemerintah bersama beberapa perguruan tinggi telah meluncurkan
portal Pendidikan Daring Terbuka dan Terpadu (PDITT). Lima universitas (UGM,
UI, ITB, ITS, dan Bina Nusantara) yang menjadi pionir program ini mengunggah
mata kuliah sesuai kualifikasi mereka ke portal tersebut sehingga bisa diakses
kapan dan di mana saja.
"Apakah
dosen UGM harus keliling (Indonesia) supaya sama (kualitas) materi
perkuliahannya? Kan enggak mungkin. Energinya besar, biayanya juga sangat
tinggi. Oleh karena itu dibuatlah portal," tutur Engkos Achmad Kuncoro,
Director of Binus Online Learning, saat ditemui Kompas.com di Kampus Syahdan,
Jakarta, Senin (9/11/2015).
Cara
kerjanya sederhana. Lima universitas tersebut melakukan kerja sama dengan
perguruan tinggi di daerah agar mahasiswanya bisa mengambil mata kuliah secara
daring lewat portal PDITT.
Engkos
mencontohkan, saat ini Universitas Binus telah melakukan kerja sama dengan
perguruan tinggi di Medan dan Batam. Mahasiswa dari perguruan tinggi tersebut
bisa mengambil mata kuliah di Binus tanpa perlu datang ke kampus Binus di
Jakarta.
"Dosennya
dari Binus. Si mahasiswa cukup mengakses Learning Management atau semacam kelas
maya. Nah, terjadilah pembelajaran," ucapnya.
Dia
juga menjelaskan, mata kuliah di dalam portal harus lengkap dari mulai
perencanaan sampai ke evaluasi. Mahasiswa yang telah mengambil perkuliahan
lewat PDITT tidak perlu lagi mengambil mata kuliah sama di kampusnya.
"(Jika
sudah lulus mata kuliahnya) Langsung diterbitkan sertifikat di mata kuliah itu.
(Bentuknya) Resmi," kata Engkos. Untuk info lebih lanjut bisa dilihat di http://kuliahdaring.dikti.go.id.
Online Learning
Alternatif
lain agar masyarakat luar Jawa bisa menikmati pendidikan tinggi bermutu adalah
dengan memanfaatkan perkuliahan bersistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) atau
dikenal juga dengan istilah online learning.
Metode
pendidikan jarak jauh adalah metode yang memperkenankan mahasiswa untuk tidak
melakukan pertemuan dengan dosen. Dengan demikian, aktivitas perkuliahan
seluruhnya tidak di lakukan di dalam kampus. "Nah, sejalan dengan itu
(program PDITT) pemerintah juga membuka peluang untuk mendirikan program studi
PJJ supaya tingkat aksesibilitas masyarakat untuk kuliah semakin tinggi,"
kata Engkos.
Syarat
mendirikan PJJ pun tidak sembarangan. Universitas terkait harus mampu
menyediakan Unit Sumber Belajar Jarak Jauh (USBJJ) atau semacam learning center
di daerah. Penentuan wilayahnya pun wajib disesuaikan agar mudah diakses
mahasiswa. "Saat ini Binus sudah punya 5 learning center dari total target
15. Target ini kita kejar terus," tuturnya.
Tidak
hanya itu. Materi dan sistem pembelajaran pun disiapkan secara matang agar
mahasiswa dapat dengan mudah beradaptasi dan tidak menemui kendala berarti.
Penggunaan Learning Management System (LMS) sangat penting untuk menjaga kualitas
pembelajaran.
"Materi
online learning berbeda dari kuliah konvensional. Harus lebih detail dan dapat
dimengerti tanpa tatap muka secara langsung," kata Engkos. Saat ini, Binus
Online Learning telah membuka perkuliahan online untuk jurusan Management dan
Sistem Informasi. "Kita lagi pengajuan (izin) untuk Akuntansi dan Teknik
Informatika," ucap Engkos.