Pencak
silat merupakan keterampilan dan ilmu mengenai pola gerak bertenaga yang
efektif, indah, dan menyehatkan tubuh. Selain itu, setiap gerakan dijiwai budi
pekerti luhur berdasarkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan tujuan
utama membentuk ketahanan diri dan memupuk rasa tanggung jawab sosial. Dengan
kata lain, pencak silat merupakan ilmu beladiri self defence atau martial art.
Untuk
dapat melakukan pembelaan diri dari serangan lawan, Anda harus menguasai
beberapa taktik dan strategi saat menghadapi lawan.
Pencak
silat sebagai olahraga dan pertandingan telah dirintis sejak tahun 1969. Namun,
untuk kali pertama dilaksanakan secara nasional yaitu dalam acara pertandingan PON
VIII tahun 1973 di Jakarta.
Macam-macam
nama aliran/perguruan pencak silat yang ada di Indonesia, yaitu Persaudaraan
Setia Hati Terate (PSHT), Cimande, Cikalong, Suci Hati, Perisai Diri, Bangau
Putih, Tapak Suci, dll.
Pencak
silat merupakan warisan budaya nenek moyang. Keberadaannya saat ini harus
dilestarikan. Oleh karena itu, dalam beladiri pencak silat pun terkandung seni
budaya para leluhur. Hal yang berkaitan dengan seni, antara lain unsur adat, tradisi,
hingga filsafat. Hal itu menjadi penyebab perbedaan gerakan silat antara suatu
daerah dengan daerah lainnya di tanah air ini. Demikian pula dengan jenis musik
yang mengiringi gerakan-gerakan silat yang seperti tarian lemah gemulai
tersebut.
Selain
itu, dalam pencak silat juga terkandung aspek olahraga. Sebagai salah satu
cabang olahraga, pencak silat melangkah menjadi suatu jenis ‘gerak-badan’,
senam atau jurus yang dapat dipertandingkan. Sebagai bela diri, pencak silat memang
tumbuh berawal dari naluri manusia untuk melakukan pembelaan terhadap serangan
fisik yang menghampirinya.
Seseorang
yang menguasai pencak silat (pendekar) diharapkan mampu melindungi diri dari
setiap serangan, tau bahkan bisa mendahului menyerang untuk menghindari
‘kerusakan’ yang lebih besar. Namun, segala upaya tersebut harus sejalan dengan
prinsip-prinsip dan kode etik pencak silat.