Penelitian
tindakan, seperti halnya jenis pnelitian lain, memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Peneliti
dapat mengurangi kekurangannya dan memaksimalkan kelebihannya. Shumsky (1982)
telah mencatat kelebihan penelitian tindakan sebagai berikut:
1) Kerja sama dalam penelitian tindakan
menimbulkan rasa memiliki;
2) Kerja sama dalam penelitian tindakan
mendorong kreativitas dan pemikiran kritis;
3) Kerja sama meningkatkan kemungkinan untuk
berubah; dan
4) Kerja sama dalam penelitian meningkatkan
kesepakatan.
Meskipun
memiliki kelebihan-kelebihan sepeti disebutkan di atas, penelitian tindakan
memiliki beberapa kelemahan, sebagai berikut
:
1)
Berkaitan
dengan kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalamTeknik dasar penelitian tindakan
pada pihak peneliti
2)
Berkenaan
dengan waktu. Karena itu, penelitian tindakan memerlukan komitmen peneliti
untuk terlibat dalam prosesnya, faktor waktu ini dapat menjadi kendala yang
besar. Praktisi yang ingin melakukan tugas rutinnya dan untuk melakukan
penelitian.
Untuk
mengatasi setiap permasalahan yang muncul atau mungkin terjadi dalam proses
pembelajaran, guru harus selalu membuat perencanaan terlebih dahulu, baru
kemudian pelaksanaan tindakan sebagai implementasi perencanaan tersebut.
Pelaksanaan
tindakan selalu disertai dengan pengamatan, baik oleh pelaku sendiri maupun
oleh observer lain. Dalam hal ini, observer yang dimaksud juga boleh siswa,
rekan guru, kepala sekolah, atau orang lain. Namun sebaiknya siswa tidak
mengamati lengsung pada guru supaya tidak mengganggu proses berpikirnya, tetapi
dapat menggunakan angket.
Observer
dilakukan sebagai upaya pengumpulan data. Observer berperan melihat, mendengar,
dan mencatat segala yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung, baik
dengan atau tanpa menggunakan alat bantu pengamatan.
Obsever
hendaknya tidak menyalahkan tetapi bersifat mendukung. Observer juga bukan
menilai tetapi mencatat fakta yang ada. Setelah pembelajaran selesai dan
diperoleh hasil pengamatan lengkap mungkin dilakukan diskusi balikan dengan guru
yang melaksanakan tindakan.
Pelaksanaan
diskusi tentang data yang diperoleh dari hasil pengamatan maupun dari tes dan
angket, akan diseleksi, disederhanakan, diorganisasikan secara sistematik dan
rasional serta dengan teknik tri-angulasi untuk akan memperoleh suatu
kesimpulan secara mantap.
Kegiatan
tersebut merupakan kegiatan refleksi. Refleksi dilakukan secara bersama
–sama untuk mengetahui hal-hal mana saja
yang sudah harus dipertahankan dan hal-hal mana yang masih harus ditingkatkan
atau ditinggalkan.
Jika
kegiatan yang disebut refleksi ini dilakukan dengan benar dengan telah
melibatkan semua pihak yang terkait, maka kegiatan pembelajran atau pelaksanaan
tindakan kelas akan selalu bermuara pada hasil suatu tindakan yaitu penyusunan
perencanaan dan tindakan perbaikan berikutnya.
Pengkajian
seperti membuat perencanaan pembelajaran yang berorientasi pada suatu tujuan
melaksanakan perencanaan tersebut yang disertai pengamatan guna memperoleh data
tentang pelaksanaan pembelajaran, baik tentang kelebihan maupun kelemahannya,
hasilnya dianalisis, dan dikaji secara bersama-sama guna pelaksanaan penyusunan
perencanaan tindakan perbaikan. Inilah yang disebut dengan satu siklus dalam
PTK.